Minggu, 24 Juni 2012

Iman yang Memulihkan

Seorang anak China pada 27 Januari 2006 mendapatkan penghargaan tertinggi dari pemerintahnya. Penghargaan ini diberikan oleh karena pengabdian dan perhatian terhadap ayahnya. Sejak usia 10 tahun, anak ini telah ditinggal pergi oleh ibunya yang sudah tidak tahan lagi bersama dengan suami yang mengalami sakit keras dan miskin. Zhang Da hidup bersama dengan papa yang tidak bekerja. Kondisi itulah yang membuat dia harus bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan baik untuk kebutuhan hidup sehari-hari maupun obat-obatan bagi papanya.

Dengan tidak melakukan kejahatan, ia memikul tanggung jawab untuk meneruskan kehidupannya dan papanya. Dari rumah sampai sekolah ia harus berjalan kaki melewati hutan kecil. Setelah pulang sekolah, ia bergabung dengan tukang batu yang membelah batu-batu besar dan memperoleh upah dari pekerjaan itu. Hasil dari pekerjaan itu ia gunakan untuk membeli beras dan obat-obatan untuk papanya. Hidup seperti ini ia jalani selama 5 tahun. Sejak umur 10 tahun ia bertanggung jawab merawat papanya, ia menggendong papanya ke WC, ia menyeka dan sekali-kali ia memandikan papanya. Ia membeli beras dan membuat bubur, segala urusan ia lakukan dengan penuh tanggung jawab dan kasih.

Apa yang dilakukan Zhang Da menyentuh banyak kalangan, baik para pejabat, pengusaha, maupun kalangan artis. Dalam acara pemberian penghargaan, ia ditanya, "Apa yang Engkau inginkan, sebut saja dan mereka akan membantumu". Dengan bibir bergetar ia menjawab, "Aku mau mamaku kembali. Mama kembalilah ke rumah, aku bisa membantu papa, aku bisa cari makan sendiri, mama kembalilah!". Kenapa ia tidak meminta pengobatan untuk ayahnya, kenapa ia tidak meminta deposito untuk pendidikannya?

Seorang anak berusia 10 tahun dapat menjalankan tanggung jawab yang begitu berat selama 5 tahun. Kesulitan hidup telah membuat anak ini menjadi pribadi yang tangguh dan pantang menyerah. Zhang Da adalah anak yang berbeda dengan anak-anak dijaman sekarang. Jaman sekarang, banyak anak yang dimudahkan dengan segala sesuatunya, karena alasan sayang, orang tua selalu membantu anaknya, meskipun sang anak sudah mampu melakukannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar