Minggu, 29 April 2012

Menjadi Domba dari Gembala Yang Baik

Perihal siapakah Gembala Yang Baik itu sudah sering sekali dibahas dan dikhotbahkan. Istilah itu secara "eksklusif" dikenakan kepada Tuhan Yesus, dan dalam Perjanjian Lama dikaitkan dengan Tuhan Allah. Sebagai Gembala Yang Baik, Tuhan membawa domba-domba-Nya ke padang yang dipenuhi rerumputan hijau dan (aliran) air yang tenang. Kebutuhan makanan dan minuman domba-domba terpenuhi dengan berlimpah. Tuhan memberikan rasa aman yang besar, sehingga domba-domba dapat berbaring dengan nyaman dan tentram. Di jalan berbahaya Ia menuntun para domba, sehingga mereka dapat melewati dengan selamat. Dan, Tuhan Yesus sebagai Gembala Yang Baik, bahkan menyerahkan nyawa-Nya untuk menyelamatkan domba-domba-Nya. Perhatian, kasih, dan pengorbanan-Nya bagi para domba sangat besar. Tuhan menginginkan agar domba-domba-Nya memiliki kehidupan yang sejahtera dan membahagiakan.

Bagaimanakah para domba harus menunjukkan sikap dan perilaku pas, agar dapat menanggapi kasih dan perhatian Tuhan dengan benar? Pertama-tama, para domba seyogyanya dapat mengenal Tuhan dengan baik (Yohanes 10: 14). Tentu, seturut dengan makna kata yang digunakan disini, yang dimaksudkan dengan "mengenal" adalah memiliki hubungan yang akrab atau intim dengan Tuhan. Ini berlaku untuk pribadi maupun kawanan domba Tuhan. Kedua, sikap dan perilaku domba Tuhan yang benar adalah meneladani perhatian dan tindakan kasih-Nya demi para domba. Tuhan selalu menghendaki domba-domba-Nya hidup dalam kelimpahan (ay. 10). Untuk itu Tuhan juga bersedia mengorbankan diri dan menyerahkan nyawa-Nya. Bagaimana kita dapat meneladani-Nya? Kita dapat meneladani perhatian dan kasih Tuhan yang besar bagi domba-domba-Nya itu dengan bersedia saling merawat dan berbagi, baik dalam kelimpahan maupun kekurangan. Dengan saling merawat dan berbagi, domba-domba Tuhan akan memiliki hidup yang sejahtera dalam segala kelimpahan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar